Sabtu, 04 November 2023

Relevansi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dari Masa Ke Masa

Indonesia memiliki sejarah panjang dan kelam untuk dapat melepasakan "dirinya" dari genggaman para penjajah. Perjuangan ini membuahkan sebuah kemerdekaan bagi penduduk Indonesia, dan perjuangan ini juga melahirkan banyak pemikir yang konsen pada bidangnya dalam hal ini pemikir yang konsen pada pendidikan Indonesia kedepan. Tokoh pemikir tersebut diantaranya Ki Hajar Dewantara yang mewarisi pemikirannya yang sangat fenomenal dan menjadi icon Pendidikan Indonesia dari masa ke masa hingga saat ini. Salah satu pemikirannya adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut memiliki nilai yang relevan dengan kultur dan budaya Indonesia dari masa ke masa hingga saat ini bahkan yang akan datang, dimana nilai-nilai keteladanan, kebebasan berpikir, dan motivasi menjadi sebuah konsep dan value yang mewarnai dunia pendidikan. Keteladanan menjadi prinsip penting dalam dunia pendidikan, karena sosok pengajar menjadi barometer anak didiknya dalam berprilaku. Begitu juga dengan prinsip kebebasan berpikir berkorelasi dengan fitrah manusia yang dianugerahi Tuhan yaitu akal untuk dapat menganalisa, melahirkan segala hal. Begitu pun dengan prinsip motivasi menjadi stimulus untuk maju dan bertransformasi bagi anak didiknya yang memiliki beragam karakteristik. Namun, problematika muncul ketika prinsip tersebut hanya menjadi sebatas slogan semata, para pemangku kebijakan tidak menafsirkan dan menterjemahkan kepada para pendidik secara komprehensif, maka kegagalan adaptasi pendidikan di masa sekarang menjadi sebuah keniscayaan terealisasi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ditambah lagi dengan sikap dan perilaku para pendidik yang tidak memiliki kepekaan secara aktif memahami dan mengimplementasikannya dalam dunia nyata di sekolah. Maka, kegagalan tersebut bisa terlihat dari deskripsi output siswa yang tidak memiliki kompetensi skill apapun hanya sebatas lulus dan mendapatkan legalitas ijazah. 

Saya merasakan urgensi implementasi pemikiran KHD di era digitalisasi saat ini menjadi prioritas dasar. Mengingat karakteristik peserta didik saat ini yang unik dan pogresive efek dari arus globalisasi dan keterbukaan. Akan kokoh pondasi peserta didik jika pemikiran KHD ini dilakukan re-implementasi secara komprehensif di semua jenjang pendidikan di Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional Oleh : Sulaiman CGP Angkatan 9  SMP Negeri 17 Tangerang Selatan Kali ini saya akan menulis menge...