Minggu, 24 Maret 2024

AKSI NYATA 3.3

Aksi Nyata Modul 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF BAGI MURID

Program Konseling Sebaya (PKS) 
SMP Negeri 17 Tangerang Selatan

Oleh : Sulaiman, S.Psi
CGP Angkatan 9
SMP Negeri 17 Tangerang Selatan

Tujuan Pembelajaran Khusus:  

  1. CGP dapat menjalankan tahapan B (Buat Pertanyaan) & A (Ambil Pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang telah dibuat sebelumnya pada tahapan Demonstrasi Kontekstual dalam sebuah aksi nyata. 
  2. CGP membuat dokumentasi pelaksanaan tahapan yang telah dijalankan tersebut.


Judul Program

Program Konseling Sebaya (PKS)


Tujuan Program

Melatih dan mengembangkan keterampilan murid dalam konseling melalui program konseling sebaya (PKS)


Latar Belakang Program

  1. Masih rendahnya minat murid mencurahkan hatinya atau konseling pada guru, walas maupun dengan guru BK.
  2. Kecenderungan murid lebih nyaman dan terbuka jika curhat atau konseling pada teman sebayanya. 
  3. Semakin beragam dan meningkatnya kesulitan serta permasalahan yang dialami murid saat ini (pribadi, sosial, belajar, dan karir). 
  4. SMP Negeri 17 Tangerang Selatan memiliki aset utama dalam modal manusia yaitu 8 (delapan) guru BK terdiri 4 orang sudah sertifikasi, dan 2 berlatar belakang sarjana psikologi dan 1 pascasarjana psikologi, 5 berlatar belakang pendidikan S2.
  5. SMP Negeri 17 Tangerang Selatan memiliki aset utama dalam modal fisik yaitu memiliki 2 ruang bimbingan konseling, ruang serba guna, beberapa taman atau gajebo untuk murid dipelataran sekolah.
  6. SMP Negeri 17 Tangerang Selatan memiliki sumber finansial utama dari dana bos yang dapat digunakan untuk keperluan pembiayaan ekstrakulikuler sekolah.
  7. Kepemimipinan murid harus dikembangkan dengan program yang berpihak kepada murid untuk membentuk karakter profil pelajar pancasila.
  8. Berdasarkan hasil wawancara murid, diperoleh data bahwa minat pada murid terhadap konseling sebaya cukup baik.
  9. Berdasarkan angket murid, diperolah data bahwa ada banyak murid yang berminat mendaftar  program ekstrakulikuler konseling sebaya. 

Aksi Nyata

Tahap B 

  • Buat pertanyaan utama

  1. Mengapa kita perlu melatih dan mengembangkan keterampilan murid dalam konseling teman sebaya? 
  2. Bagaimana cara melatih dan mengembangkan keterampilan murid dalam konseling teman sebaya? 

  • Tindakan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban

  1. Berdiskusi bersama kepala sekolah tentang pentingnya melatih dan mengembangkan keterampilan murid dalam konseling. 
  2. Berdiskusi dengan rekan BK untuk mengidentifikasi tingkat dan keterampilan awal konseling bagi murid
  





  • Rencana untuk melibatkan suara, pilihan dan kepemilikan murid
      Melakukan sesi dialog dengan perwakilan murid untuk menguatkan ide di tahap awal ini.



  • Aset/kekuatan/sumber daya yang dapat dipergunakan
  1. Murid
  2. Guru dan rekan BK
  3. Kepala sekolah

 



Catatan Refleksi Tahap Buat Pertanyaan Utama dan Tahap Ambil Pelajaran

MODEL 4F (Facts, Feelings, Finding, Future)



  1. FACTS (Peristiwa)
Program Konseling Sebaya (PKS) untuk Melatih dan mengembangkan keterampilan murid dalam konseling melalui program konseling sebaya (PKS). Program ini dilatarbelakangi dari masih rendahnya murid melakukan konsultasi, konseling, curat ke guru, walas, dan guru BK, namun murid memiliki kecenderungan untuk curhat pada teman sebayanya. 

Strategi awal ditahap buat pertanyaan yang saya lakukan adalah menjalin koordinasi dengan rekan guru BK dan kepala sekolah serta wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk berdiskusi meminta saran/masukan terkait hal menarik apa yang dapat meningkatkan minat murid untuk melakukan konseling, sementara di sekolah, murid memiliki kecenderungan melakukan curhat, bercerita, ngobrol sesama rekan sebayanya, sehingga muncul keinginan membekali murid dengan kemampuan dasar-dasar konseling.  

Saya juga berdiskusi bersama murid untuk menguatkan program tersebut melalui sosialisasi ke beberapa kelas dan ikut gabung rapat osis dan majlis perwakilan kelas. Aksi nyata tersebut dilakukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait minat murid dalam konseling agar program konseling sebaya (PKS) ini dapat berjalan dengan baik. Hasil dari kegiatan aksi nyata buat pertanyaan ini, didapatkan bahwa seluruh warga sekolah sepakat adanya program yang dapat melatih dan membekali murid dalam konseling melalui Program Konseling Sebaya (PKS). 

Kemudian pada tahap kedua yaitu tahap ambil pelajaran. Pada tahap ini saya mencari referensi dari berbagai sumber baik dari wawancara dengan rekan BK maupun dari media elektronik/sosial. Selanjutnya dalam kegiatan ini saya membuat angket untuk mengetahui minat murid dalam konseling sebaya. Saya juga diskusi dengan kepala sekolah dan wakasek bidang kesiswaan untuk mengidentifikasi kebijakan sekolah yang menguatkan keterampilan konseling sebaya, serta mencari referensi sekolah lain yang telah memiliki program konseling sebaya. Selanjutnya juga saya mengajak diskusi dengan perwakilan murid tentang hal apa saja yang membuat mereka merasa nyaman saat konseling. Seluruh tahapan ini saya lakukan untuk menemukenali kekuatan/aset/potensi yang ada agar dapat memperoleh data yang akurat. Hasil aksi nyata yang diperoleh, saya menemukan gambaran kegiatan apa saja yang dapat menarik minat murid dalam melatih dan mengembangkan konseling sebaya. 
2. Feelings (perasaan)

Perasaan saya ketika menjalankan aksi nyata buat pertanyaan utama adalah ada sedikit kecemasan dalam hati, karena dikhawatirkan kepala sekolah, rekan BK, guru, dan murid kurang merespon positif terhadap program yang saya sampaikan. Namun, ternyata hal tersebut tidak terjadi, saya sangat bahagia ketika kepala sekolah sangat merespon positif terhadap ide pembuatan program konseling sebaya (PKS) sebagai kegiatan yang dapat melatih dan membekali konseling murid. Begitupun dengan rekan BK dan guru, mereka menyambut baik program ini. Murid pun sangat antusias dalam memberikan suaranya terkait dengan ide awal program konseling sebaya (PKS) ini.

Perasaan saya ketika melaksanakan aksi nyata tahap ambil pelajaran ini adalah sangat bersemangat dalam mengidentifikasi minat murid dan mencari referensi dari berbagai sumber tentang gambaran kegiatan yang dapat diterapkan dalam melatih keterampilan dan mengembangkan konseling murid. Setelah melakukan aksi nyata ini, saya menjadi lebih bersemangat lagi dalam mewujudkan program yang berdampak positif bagi murid untuk menumbuhkembangkan student agency.
















3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh dari pelaksanaan aksi nyata tahap buat pertanyaan utama ini adalah pentingnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait di sekolah terutama kepala sekolah dan rekan BK dan guru, karena kita dapat saling tukar informasi, berbagi pengalaman dan memberikan saran atau masukan terkait ide awal pembuatan program konseling sebaya (PKS) ini. Selain itu pentingnya melibatkan murid dalam setiap kegiatan dapat membuat murid menyuarakan pendapatnya, menentukan pilihan yang mereka inginkan sesuai minatnya, dan akan merasa memiliki program yang berguna bagi mereka. Murid akan lebih bersemangat dan antusias sehingga akan menumbuhkan kepercayaan dirinya menuju student agency. 

Sementara yang saya peroleh dari pelaksanaan aksi nyata tahap ambil pelajaran ini adalah ternyata banyak cara dalam menarik minat murid dalam konseling  yang lebih nyaman, terbuka dan enjoy diantaranya melalui konseling sebaya. Selain itu juga guru harus selalu melibatkan dalam segala aktivitasnya, begitupun dengan penentuan sebuah program karena murid memiliki suara, pilihan dan kepemilikannya sendiri yang harus difasilitasi oleh pihak sekolah. 

4. Future (Penerapan)

Melalui kegiatan diskusi dengan seluruh warga sekolah, diharapkan program ini dapat teralisasi. Segala tantangan yang ditemui, diharapkan dapat diminimalisir dengan memanfaatkan aset utama yang ada di sekolah. Semoga program ini dapat berjalan konsisten sehingga dapat berkontribusi dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid. Kekurangan dan kelemahan yang ada pada tahap ini, akan menjadi evaluasi kedepannya.

Melalui kegiatan ini, semoga program konseling sebaya (PKS) ini dapat dilaksanakan dengan konsisten dan diharapkan dapat memunculkan ide-ide pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi murid. Kekurangan yang ada pada tahap ini, semoga dapat diperbaiki di tahap selanjutnya sehingga program ini dapat berdampak positif bagi murid.

Demikian terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional Oleh : Sulaiman CGP Angkatan 9  SMP Negeri 17 Tangerang Selatan Kali ini saya akan menulis menge...