Jumat, 29 Maret 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.3

 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF BAGI MURID

Program Konseling Sebaya (PKS) 
SMP Negeri 17 Tangerang Selatan

Sulaiman, S.Psi
CGP Angkatan 9
SMP Negeri 17 Tangerang Selatan

Di postingan ini saya menulis jurnal refleksi dwimingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-9. Jurnal refleksi ini saya tulis setelah saya mengikuti dan mempelajari modul 3.3. dengan topik Pengelolaan program yang berdampak positif bagi murid. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan). 

Berikut jurnal refleksi dwimingguan modul 3.1. dengan topik Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin.

  1. FACTS (Peristiwa)
Program Konseling Sebaya (PKS) untuk Melatih dan mengembangkan keterampilan murid dalam konseling melalui program konseling sebaya (PKS). Program ini dilatarbelakangi dari masih rendahnya murid melakukan konsultasi, konseling, curat ke guru, walas, dan guru BK, namun murid memiliki kecenderungan untuk curhat pada teman sebayanya. 

Strategi awal ditahap buat pertanyaan yang saya lakukan adalah menjalin koordinasi dengan rekan guru BK dan kepala sekolah serta wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk berdiskusi meminta saran/masukan terkait hal menarik apa yang dapat meningkatkan minat murid untuk melakukan konseling, sementara di sekolah, murid memiliki kecenderungan melakukan curhat, bercerita, ngobrol sesama rekan sebayanya, sehingga muncul keinginan membekali murid dengan kemampuan dasar-dasar konseling.  

Saya juga berdiskusi bersama murid untuk menguatkan program tersebut melalui sosialisasi ke beberapa kelas dan ikut gabung rapat osis dan majlis perwakilan kelas. Aksi nyata tersebut dilakukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait minat murid dalam konseling agar program konseling sebaya (PKS) ini dapat berjalan dengan baik. Hasil dari kegiatan aksi nyata buat pertanyaan ini, didapatkan bahwa seluruh warga sekolah sepakat adanya program yang dapat melatih dan membekali murid dalam konseling melalui Program Konseling Sebaya (PKS). 

Kemudian pada tahap kedua yaitu tahap ambil pelajaran. Pada tahap ini saya mencari referensi dari berbagai sumber baik dari wawancara dengan rekan BK maupun dari media elektronik/sosial. Selanjutnya dalam kegiatan ini saya membuat angket untuk mengetahui minat murid dalam konseling sebaya. Saya juga diskusi dengan kepala sekolah dan wakasek bidang kesiswaan untuk mengidentifikasi kebijakan sekolah yang menguatkan keterampilan konseling sebaya, serta mencari referensi sekolah lain yang telah memiliki program konseling sebaya. Selanjutnya juga saya mengajak diskusi dengan perwakilan murid tentang hal apa saja yang membuat mereka merasa nyaman saat konseling. Seluruh tahapan ini saya lakukan untuk menemukenali kekuatan/aset/potensi yang ada agar dapat memperoleh data yang akurat. Hasil aksi nyata yang diperoleh, saya menemukan gambaran kegiatan apa saja yang dapat menarik minat murid dalam melatih dan mengembangkan konseling sebaya. 
2. Feelings (perasaan)

Perasaan saya ketika menjalankan aksi nyata buat pertanyaan utama adalah ada sedikit kecemasan dalam hati, karena dikhawatirkan kepala sekolah, rekan BK, guru, dan murid kurang merespon positif terhadap program yang saya sampaikan. Namun, ternyata hal tersebut tidak terjadi, saya sangat bahagia ketika kepala sekolah sangat merespon positif terhadap ide pembuatan program konseling sebaya (PKS) sebagai kegiatan yang dapat melatih dan membekali konseling murid. Begitupun dengan rekan BK dan guru, mereka menyambut baik program ini. Murid pun sangat antusias dalam memberikan suaranya terkait dengan ide awal program konseling sebaya (PKS) ini.

Perasaan saya ketika melaksanakan aksi nyata tahap ambil pelajaran ini adalah sangat bersemangat dalam mengidentifikasi minat murid dan mencari referensi dari berbagai sumber tentang gambaran kegiatan yang dapat diterapkan dalam melatih keterampilan dan mengembangkan konseling murid. Setelah melakukan aksi nyata ini, saya menjadi lebih bersemangat lagi dalam mewujudkan program yang berdampak positif bagi murid untuk menumbuhkembangkan student agency.
















3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh dari pelaksanaan aksi nyata tahap buat pertanyaan utama ini adalah pentingnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait di sekolah terutama kepala sekolah dan rekan BK dan guru, karena kita dapat saling tukar informasi, berbagi pengalaman dan memberikan saran atau masukan terkait ide awal pembuatan program konseling sebaya (PKS) ini. Selain itu pentingnya melibatkan murid dalam setiap kegiatan dapat membuat murid menyuarakan pendapatnya, menentukan pilihan yang mereka inginkan sesuai minatnya, dan akan merasa memiliki program yang berguna bagi mereka. Murid akan lebih bersemangat dan antusias sehingga akan menumbuhkan kepercayaan dirinya menuju student agency. 

Sementara yang saya peroleh dari pelaksanaan aksi nyata tahap ambil pelajaran ini adalah ternyata banyak cara dalam menarik minat murid dalam konseling  yang lebih nyaman, terbuka dan enjoy diantaranya melalui konseling sebaya. Selain itu juga guru harus selalu melibatkan dalam segala aktivitasnya, begitupun dengan penentuan sebuah program karena murid memiliki suara, pilihan dan kepemilikannya sendiri yang harus difasilitasi oleh pihak sekolah. 

4. Future (Penerapan)

Melalui kegiatan diskusi dengan seluruh warga sekolah, diharapkan program ini dapat teralisasi. Segala tantangan yang ditemui, diharapkan dapat diminimalisir dengan memanfaatkan aset utama yang ada di sekolah. Semoga program ini dapat berjalan konsisten sehingga dapat berkontribusi dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid. Kekurangan dan kelemahan yang ada pada tahap ini, akan menjadi evaluasi kedepannya.

Melalui kegiatan ini, semoga program konseling sebaya (PKS) ini dapat dilaksanakan dengan konsisten dan diharapkan dapat memunculkan ide-ide pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi murid. Kekurangan yang ada pada tahap ini, semoga dapat diperbaiki di tahap selanjutnya sehingga program ini dapat berdampak positif bagi murid.

Demikian terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional Oleh : Sulaiman CGP Angkatan 9  SMP Negeri 17 Tangerang Selatan Kali ini saya akan menulis menge...